Wednesday, April 30, 2014

Karakteristik dan Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar


Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik. Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik dibahas sebagai berikut:
Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).

Gelap VS Kekurangan Cahaya


Julirefrides:
“Tidak ada yang namanya gelap, yang ada hanya kekurangan cahaya..”
Sebuah kalimat biasa yang luar biasa menurut saya. Kalimat tersebut dapat dijadikan sebuah filosofi kehidupan bagi saya, mungkin juga bagi kita.
Jika kekurangan cahaya, pasti jadinya gelap. Jika terjadi gelap, pasti karena kekurangan cahaya. Dua kata yang menjadi sebab akibat. Mungkin ada diantara kita mengatakan bahwa gelap dan kekurangan cahaya itu sama, tapi buat saya, itu beda.
Gelap itu hitam, kelam, suram, buta, tak ada satupun cahaya. Sedangkan kekurangan cahaya itu samar, remang-remang, masih ada sedikit cahaya. Itu artinya, masih ada harapan. Di dalam kehidupan, tidak akan pernah selalu kita temukan terang, tapi bukan berarti kita harus temukan gelap, bukan? Gelap hanya bisa menutup mata kita dari terangnya cahaya masa depan, gelap hanya bisa mematikan kita dari sebuah masalah yang harusnya tunduk di bawah kekuatan hati dan akal kita. Gelap itu bagaikan akhir dari kehidupan.
Tidak ada manusia yang tidak pernah jatuh di dalam kehidupannya. Kecewa, putus asa, hilang harapan, semua itu emosi biasa, tapi tetap bertahanlah dalam suasana kekurangan cahaya. Disitu masih terlihat secercah cahaya samar, yaitu berbentuk harapan. Tuhan, diri sendiri, dan waktu yang akan mempertemukan kita ke suasana terang seperti sediakala.
Gelap itu mati, jatuh dan tak sadarkan diri, kemudian timbullah kerugian abadi. Sesungguhnya tangisan lahir adalah cetusan start dari kehidupan dunia kita, lalu kita belajar agar kita dapat menyampaikan mimpi, dapat melangkah mengejar mimpi, lalu dapat melompat meraih mimpi. Semua adalah perjalanan yang penuh pembelajaran di dalamnya, ketuhanan, kehidupan, pertemanan, juga percintaan. Dan semua itu akan berakhir pada titik finish kehidupan kita di dunia, kematian. Sebelum finish, semua tidak akan berakhir, mimpi tak kan menjadi puing, mungkin hanya mengalami kekurangan cahaya, tapi semua akan baik pada waktunya. .
Ini hanyalah tulisan penyampaian filosofi motivasi untuk hidup kita, untuk hidup saya yang terutama.
Semoga bermanfaat.. :)
Sumber: http://laylaalfayruz.tumblr.com/post/23610806361/gelap-vs-kekurangan-cahaya

Jadi Mahasiswa Peduli Pendidikan Yukk



Aku nggak mau sekolah, ah. Mendingan ngamen dapet duit. Kalo aku sekolah, aku nggak bisa setoran. (pengamen, 8th)


          Tidak jarang ketika melewati beberapa daerah di Jakarta, tampak sejumlah rumah nomaden yang berderet. Sejumlah rumah tampak reyot dan tidak layak huni. Rumah-rumah tersebut berdinding kardus. Ketika mata terpaut pada isi rumah, rasanya tidak seimbang. Para penghuninya tidur bertumpuk dalam satu ruangan yang menyatu dengan dapur. Bahkan terdapat rumah yang berisikan beberapa keluarga. Betapa ketimpangan sosial mengakar, di saat gedung megah menjulang tinggi bernilai triliyunan, dengan jarak kurang dari seratus meter masih saja terdapat daerah kumuh yang berpenghunikan masyarakat buta huruf.
       Jangankan berpikir menuntaskan buta huruf, fragmen utama bagi mereka adalah bagaimanakah supaya asap dapur tetap mengepul dan tidak mati kelaparan. Paradigma tersebut dijadikan acuan bahwa pendidikan tidak pernah menjadi prioritas utama. Orang tua
tidak peduli untuk menyelamatkan pendidikan anak-anaknya. Berdalih bahwa pendidikan mahal, anak-anak dipaksa untuk mencari uang dengan cara menjual belas kasih. Padahal menurut Karen K dalam bukunya yang berjudul Social Work & Social Welfare, kemiskinan menciptakan kelas sosial dalam pekerjaan yang tentunya dipengaruhi dari tingkat pendidikan yang dimilikinya, semakin tinggi kelas sosialnya, biasanya memiliki jenjang pendidikan dan penghasilan yang lebih tinggi.
     

MY FIRST MEDAL


At the end of 2010, I follow martial arts Championship “Shorinji Kempo” in Kudus. I represented the team from Banyumas.

At that time I fight with the opponent team from Pekalongan. I strongly feel anxious, because my first time against the team of Pekalongan. but my coach gives spirit to me, she said “If you want to get a medal, defeat him!!”. I became a passion for him.

The match begins, with careful attention to my opponent’s movement so that I could do the techniques that are taught to coach effectively. It turns out the suspected, my opponent is very tough, so I lose.

I’m very disappointed because it could not win, but I still get a medal, the silver medal. I feel proud because this is my first medal.

That is my experience and my attempt to get my first medal, it’s hard but if we are serious in doing something for sure the results will not disappoint. This is my first medal.

FOTOGRAFI


Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk menghasilkan bayangan, digunakan bantuan alat ukur lightmeter. Setelah mendapat ukuran cahaya yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut dengan mengatur ASA (ISO Speed), diafragma (aperture), dan penggunaan filter.(wikipedia/photo :photosigh)